Senin, 25 Mei 2015

Makalah Pencemaran Suara

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pencemaran Suara.

Adapun makalah tentang Pencemaran Suara ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Pencemaran Suara ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.


BAB I 
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Kita semua ketahui bahwa bahan kimia yang tersebar dalam lingkungan fisik ini ada yang bermanfaat dan sangat diperlukan kehadirannya dalam jumlah sebanyak mungkin, ada juga yang berguna dalam kadar tertentu ada pula yang betul-betul bersifat sebagai racun dan berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

Bahan-bahan kimia yang kehadirannya dalam lingkungan hidup dapat menyebabkan terganggunya kesejahteraan hidup manusiat, hewan maupun tumbuh-tumbuhan disebut bahan pencemar.

Berdasarkan Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Ada beberapa hal yang menjadi sumber terjadinya pencemaran antara lain :

proses-proses alam, antara lain: pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
pembuatan/aktivitas manusia, seperti :
Hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan kendaraan bermotor.
Pengelolahan dan penyulingan bijih tambang mineral dan batubara.
Proses-Proses dalam Pabrik.
- Sisa-sisa buangan dari aktivitas-aktivitas tersebut  di atas.
Pencemaran terbagi menjadi empat macam, yaitu pencemaran tanah, pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran bunyi/suara. Namun di dalam makalah kami kali ini kami khusus membahas mengenai pencemaran bunyi/suara.
Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain. Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia terhadap 20.000 orang di tujuh provinsi itu mencatat bahwa sekitar 38 juta penduduk Indonesia terganggu pendengarannya.
Melihat hasil penelitian dari berbagai ahli dan penemuan dalam kehidupan sehari–hari tentang dampak kebisingan atau pencemaran suara inilah seharusnya diambil langkah – langkah yang tepat untuk menanggulangi salah satu polusi yang dianggap tidak begitu berdampak dibanding dengan polusi air, tanah dan udara yang sekarang ini dengan jelas terlihat dalam kehidupan kita sehari–hari.

B.       RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalahnya yaitu :

  1. Mendefenisikan pencemaran suara !
  2. Menjelaskan faktor penyebab pencemaran suara !
  3. Menjelaskan bagaimana dampak pencemaran suara terhadap kesehatan lingkungan !
  4. Menjelaskan bagaimana cara penanggulangan pencemaran suara !

A.      TUJUAN

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai pencemaran suara yang makin marak terjadi. Di dalam makalah ini juga akan dibahas tentang defenisi, factor penyebab, dampak, penanggulangan. Diharapakan dengan adanya penjelasan mengenai dampak pencemaran suara beserta cara penanggulangannya, maka akan timbul kesadaran pada diri kita semua.

B.       MANFAAT

Makalah ini kiranya dapat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang pencemaran suara, factor penyebab, dampak, penanggulangan, terutama bagi kita semua yang membutuhkan air yang aman, bersih serta sehat.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      DEFINISI PENCEMARAN SUARA

Pencemaran Suara adalah keadaan di mana masuknya suara yang masuk terlalu banyak sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia.

Pencemaran suara cukup menjadi ancaman serius bagi kualitas lingkungan terutama dibagian suasana. Sumber pencemaran suara adalah kebisingan, yaitu bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia. Bunyi disebut bising apabila inetensitasnya telah melampaui 50 desibel. Suara dengan intensitas tinggi, seperti yang dikeluarkan oleh banyak mesinindustri, kendaraan bermotor, dan pesawat terbang bila berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu manusia, bahkan menyebabkan cacat pendengaran yang permanen

Ada beberapa  pengertian yang berkaitan dengan pencemaran bunyi, antara lain:
Pencemaran bunyi (bunyi persekitaran) merupakan bunyihasil dari mesin, hewan dan manusia yang mengganggu aktivitas atau keseimbangan kehidupan manusia atau hewan.

  1. Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.
  2. Pencamaran bunyi adalah  bunyi bising yang keterlaluan yang bisa memekakkan telinga siapa yang mendengarnya.Pencemaran bunyi biasanya melebihi 80 desibel (dB).
  3. Pencemaran bunyi adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan.

B.       FAKTOR-FAKTOR PENCEMARAN SUARA

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Sifatpolutanadalah:

  1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
  2. Merusak dalam jangka waktu lama.
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan.

Untuk mengetahui penyebab terjadinya pencemaran bunyi, maka kita perlu tahu sumber-sumber dari pencemaran bunyi. Sumber pencemaran bunyi ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :

  1. Mesin, Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
  2. Vibrasi, Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
  3. Pergerakan udara, gas dan cairan, Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.
Sebagai contoh beberapa bunyi/suara yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah :

1)      Orang ribut / silat lidah= 80 Db
2)      Suara kereta api / krl = 95 dB
3)      Mesin motor 5 pk            = 104 dB
4)      Suara petir  = 120 dB
5)      Pesawat jet tinggal landas = 150 Db

C.      DAMPAK DARI PENCEMARAN SUARA

Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :

  1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
  2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis
  3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan.
Pencemaran bunyi dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:

a)      Gangguan Fisiologis

Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.

b)      Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.

c)      Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.

d)     Gangguan Keseimbangan

Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.

e)      Efek pada pendengaran

Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.
Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas :

       Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS)
Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup, daya dengarnya akan pulih kembali.

     Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)
Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :

  1. Tingginya level suara
  2. Lama paparan
  3. Spektrum suara
  4. Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadi TTS akan lebih besar
  5. Kepekaan individu
  6. Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya.
  7. Keadaan Kesehatan

  • Trauma Akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.


  • Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan daya dengar akibat pajanan bising ditempat tersebut.

  • Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran . Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).

D.      CARA MENANGGULANGI PENCEMARAN SUARA

1.         Penggunaa alat peredam suara

Ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran suara, salah satunya  adalah penggunaan alat peredam suara, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam dengan  memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi. Selain itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising.
Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :

a.       Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).

b.      Tebal dinding minimal 10 cm.

Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.      Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.      Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman bising yang baik. Secara terus menerus program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi polusi suara.

2.         Pendidikan
Melalui pendidikan dapat memberikan kesadaran serta membentuk sikap positif terhadap alam sekiar terutama dari hal-hal yang sangat kecil. Melalui pendidikan mereka dapat mengetahui berbagai pencemaran alam dari segi efek-efek negative terhadap lingkungan dan manusia.

3.         Tanggung jawab bersama
Pemerintah harus berperan dalam membuat hukum untuk melindungi alam sekitar. Pengawasan  oleh pejabat lingkungan perlu ditingkatkan. Pengusaha pabrik harus mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk pencemaran dan dampaknya terhadap lingkungan sebelum memulai operasi pabriknya. Sehingga pemilik pabrik dapat memasang alat peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan dapat diminimalisir. Terutama untuk pabrik kendaran, Pabrik kendaraan perlu memikirkan produksi kendaraan yang mesinnya lebih senyap dan ramah lingkungan.
Selain itu, masyarakat juga harus memperhatikan alat-alat yang dapat menimbulkan kebisingan. karena delapan puluh persen penyebab pencemaran suara ini datangnya dari manusia sendiri. Terutama peralatan rumah tangga, seperti tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa mengurangi kelelahan otak dalam mendengar.

4.         Pameran dan kampanye lingkungan
Mengadakan pameran  secara berkala disetiap daerah tertentu tentu perlu dilakukan dengan mendistribusikan brosur tenteng penyebab dan dampak pencemaran suara terhadap lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah perlu menunjukkan slide terkait pencemaran suara agar dapat menyadarkan masyarakat dan mengajar masyarakat untuk melindungi lingkungan.

5.         Melalui media massa
Penyiaran masalah terkait lingkungan agar masyarakat peka dan berhati-hati untuk melindungi lingkungan dari pencemaran. Di samping itu juga pihak media massa juga harus selalu meng-uptade informasi tentang lingkungan terutama masalah pencemaran.



BAB III
PENUTUP


A.      KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil diskusi kelompok kami, dapat diambil kesimpulan bahwa pencemaran bunyi/suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Penilaian terhadap suara yang muncul sebagai polusi atau tidak merupakan sesuatu yang subjektif. Kerusakan yang diakibatkan pencemaran suara bersifat setempat, tidak seperti polusi udara maupun polusi air.

Walaupun tidak begitu mendapat perhatian seperti 3 pencemaran lain, pencemaran suara merupakan suatu yang sangat penting untuk dikaji karena dampaknya kian hari kian terlihat. Bahkan dampak yang ditimbulkan tidak kalah berbahaya dengan pencemaran-pencemaran ynag lain. Untuk itu perlu adanya penanggulangan dari pemerintah, lingkungan sekitar dan juga diri sendiri.

B.       SARAN

Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara yang bisa dilakukan yaitu dengan meredam bising yang tidak diinginkan dengan suara yang menenangkan, pembangunan bangunan peredam bising, meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, peralatan elektronik dan pemberian peredam suara oleh pabrik untuk produknya yang dirasa menimbulkan kebisingan yang melewati ambang batas pendengaran manusia.


DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_suara
http://idfisafarnadi.blogspot.co.id/2013/05/makalah-pencemaran-bunyisuara.html



Makalah Pencemaran Biologis



KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pencemaran Biologis

Adapun makalah tentang Pencemaran Biologis ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Pencemaran Biologis dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan alam. Sebuah sungai yang mengalir dan bersih merupakan suatu ekosistem. Didalamnya hidup berbagai organisme, misalnya tanaman air, ikan, udang, ganggang dan organisme lainnya. Semua organisme tersebut saling berinteraksi dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Begitu juga manusia turut memanfaatkan komponen-komponen beriotik maupun abiotik disungai tersebut. Dan air menjadi kebutuhan pokok yang dimanfaatkan oleh manusia.

Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, daerah tesebut menjadi suatu pemukiman padat penduduk. Banyak manusia yang tidak peduli akan lingkungannya. Mereka membuang sampah atau limbah rumah tangga ke sungai. Pabrik-pabrik membuang limbah ke sungai. Sungai yang awalnya bersih menjadi kotor dan penuh bahan-bahan yang beracun. Hal ini mengakibatkan pencemaran lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia terutama pada kesehatan.

Masyarakat seharusnya lebih memperhatikan keadaan lingkungan disekitarnya. Karena sebagai makhluk sosial harus bisa bertindak sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Agar kelestarian alam tetap terjaga dan lingkungan tidak tercemar serta nyaman untuk ditempat tinggali oleh masyarakat penduduk, maka perlu sekali dilakukan sebuah tindakan atau upaya-upaya mengatasi pencemaran lingkungan.

Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat populer, banyak dibahas oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan bumi kita ini. Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi pencemaran lingkungan.
Kondisi lingkungan hidup kita makin mencemaskan. Banyak tempat dan tanah yang tak lagi produktif, bahkan sebagian tak dapat ditanami lagi. Air kian tercemar dan tidak layak diminum. Udara pun terpolusi, sehingga menyesakkan napas. Tendensi kondisi ekologi yang kurang stabil semacam itu semakin runyam, tatkala banyak hutan gundul akibat kelemahan kontrol dalam proses penebangan dan reboisasi yang berjalan lamban.

Perkembangan industri berdampak besar bagi kelestarian lingkungan. Pencemaran masih menjadi persoalan pelik dalam pembangunan di bidang pelestarian lingkungan. Bahkan cenderung kian mengkhawatirkan. Perhatian pemerintah dalam menangani persoalan lingkungan nampaknya juga masih banyak menghadapi kendala. Apalagi ditengarai kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan juga makin rendah.

B.     Rumusan Masalah
  1. Definisi pencemaran biologis
  2. Faktor penyebab pencemaran biologis
  3. Dampak pencemaran biologis terhadap kesehatan lingkungan
  4. Penanggulangan pencemaran biologis
  5. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi pencemaran

C.    Tujuan
Menjelaskan faktor penyebab, dampak, penanggulangan, dan kebijakan pemerintah mengenai pencemaran biologis.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Pencemaran Biologis

Pencemaran biologi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa mikroorganisme. Pencemaran ini dapat terjadi karena adanya introduksi (masuknya) spesies yang mengganggu atau merusak keseimbangan lingkungan.

Introduksi merupakan masuk atau di masukkannya suatu spesies ke dalam lingkungan yang baru dengan cara di sengaja maupun tidak di sengaja.

Gambar: 1 (asap kendaraan)


Bahan-bahan kimia yang kehadirannya dalam lingkungan hidup dapat menyebabkan terganggunya kesejahteraan hidup manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan disebut bahan pencemar, Sebagai sumber utama terjadinya pencemar adalah:

Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
Perbuatan/aktivitas manusia
Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian. seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.
B.     Faktor Penyebab Pencemaran Biologis

Penyebab terjadinya pencemaran biologis, adalah berbagai macam mikro organisme penyebab penyakit, contoh bahan pencemaran biologis antara lain:
1) Escherichia coli
2) Entamoeba coli
3) Salmonella typhi
4) Tumbuhan Pengganggu (Gulma)
5) Tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
6) Tumbuhan Paku Sampan (Salvinia natans)

- Introduksi Hewan
Ada beberapa jenis hewan (ikan) laut yang masuk ke perairan air tawar (sungai dan danau) antara lain sebagai berikut :

a.       Sea lamprey (petromyzon marinus)

Introduksi Petromyzon marinus ke danau-danau besar di Amerika merupakan contoh klasik.Petromyzon marinus adalah parasit ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai belut dengan mulut pengisap.parasit tersebut dapat menyebabkan luka pada tubuh ikan dan kemudian menghisap darahnya. Bekas luka tersebut dapat terinfeksi oleh bakteri atau jamur yang dapat menyebabkan kematian.

Meskipun ikan dapat bertahan atau sembuh dari lukanya,bentuknya akan menjadi buruk karena bekas luka atau tidak laku di jual.

Petromyzon marinus hidup di laut atlantik mulai labrador sampai ke florida. Petromyzon marinus bertelur di air tawar yang kemudian dapat beradaptasi di air tawar. Petromyzon marinus masuk ke danau Ontario melalui Sungai ST Lawrence. Jeram Niagara telah memblokir mereka untuk masuk ke Danau Erie dan danau besar lainnya. Setelah di bukanya  terowongan Welland Ship pada tahun 1883 petromyzon marinus dapat dapat mencapai danau Erie, karena habitatnya sangat cocok maka dapat berkembang  biak dengan cepat. Antara tahun 1940 dan 1960 petromyzon marinus telah menimbulkan pencemaran dan menyebabkan menurunnya produksi ikan komersial sampai 97 persen, tahu 1940 turun 5 juta kg, tahun 1961 turun 185.000 kg. Pada awal tahun 1950-an “Fish and Wildlife Service” AS dan pemerintah Kanada menyatakan “perang” terhadap petromyzon marinus.Mula-mula di lakukan penangkapan terhadap ikan-ikan dewasa masa bertelur dengan pagar elektris, tetapi hasilnya sangat terbatas. Kemudian, diadakan uji coba terhadap lebih dari 6.000 jenis racun, dan para ahli dapat menyeleksi racun trifluoromethyl nitrophenol (TFM), 3,4,6 trichloro-2-nitrophenol atau dowlap yang dapay membasmi larva petromyzon marinus, tetapi tidak membahayakan ikan dan larva lainnya.

b.      Alosa pseudoharengus

Alosa pseudoharengus adalah ikan pemakan plankton seperti halnya petromyzon marinus.Alosa pseudoharengus berasal dari lautan atlantik, migrasi ke danau-danau besar melalui terusan welland ship. Oleh karena tidak ada predator alami dan habitatnya sangat cocok, ikan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat (antara tahun 1931 dan 1965). Pada tahun 1965 mencapai 90 persen dari ikan-ikan di danau-danau besar dan mendesak pemakan plankton lainnya.

Untuk mengendalikan Alosa Pseudoharengus di introduksi ikan Coho salmon (Oncorhynchus kisutch). Coco salmon yang berukuran lebih besar sangat adaptif  merupakan “sport fish” dan pemakan Alosa. Dalam waktu enam bulan ikan ini dapat mencapai berat 6 kg dan setelah 3 tahun dapat mencapai berat 9-14 kg.

c.  Introduksi Tumbuhan

Salah satu contoh introduksi spesies tumbuhan adalah masuknya enceng gondok (Eichornia crassipes) ke dalam suatu perairan yang di indonesia juga menimbulkan masalah, misalnya di rawa pening Ambarawa. Enceng gondok, yang banyak terdapat di florida, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Enceng gondok di bawa ke Amerika Serikat pada tahun 1880-an untuk pameran di New Oeleans.Kemudian, enceng gondok menimbulkan masalah karena dapat mengganggu manusia dalam mengusahakan tanaman budidaya (sebagai gulma), sedangkan sebagai polutan karena enceng gondok dapat menurunkan kualitas badan air.

Enceng gondok dapat menyumbat saluran irigrasi, anak sungai, menutup permukaan  air dan mematikan spesies yang hidup di bawahnya, menyulitkan transportasi, menimbulkan pendangkalan danau atau waduk, mempercepat penguapan air, mengganggu tanaman budi daya, dan menurunkan produktivitas perikanan.
Mengatasi masalah enceng gondok bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Pada tahun 1898 Crop AD Amerika Serikat menggunakan mesin pemotong untuk memberantas enceng gondok dari daerah pelayaran, tetapi tidak berhasil. Kemudian, di gunakan bahan kimia sodium arsenit. Bahan ini dapat di gunakan dengan berhasil baik, tetapi kemudian terbengkalai pada tahun 1930 karena menyebabkan pencemaran pada makanan crew kapal penyemprot.

      Akhirnya, di ketahui bahwa enceng gondok dapat di kendalikan dengan menggunakan agen biotik ikan jenis grass carp (Ctenopharyngodon idellus) yang berasal dari rusia. Di Indonesia ikan ini di kenal dengan nama ikan Koan. Ctenopharyngodon idellus memakan tumbuhan enceng gondok, terutama akarnya.

C.    Dampak Pencemaran Biologis Terhadap Kesehatan Lingkungan

1.      Punahnya Species

Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan, kemudian mati. Berbagai species hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati.

2.      Peledakan Hama

Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka . serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga dapat mengakibatkan beberapa species serangga menjadi kebal (resisten). Untuk memberantasnya, diperlukan dosis yang lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.

3.      Gangguan Keseimbangan Lingkungan

Punahnya species tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biokimia terganggu.

4.      Kesuburan Tanah Berkurang

Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan kesuburan tanah menurun. Penggunaan pupuk terus-menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk mengatasinya, Hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan kompos, sistem penanaman berselang-seling (tumpang sari), serta rotasi tanaman. Rotasi tanaman artinya menanam tanaman yang berbeda secara bergantian di lahan yang sama.

5.      Keracunan dan Penyakit

Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, menyebabkan cacat pada keturunannya bahkan meninggal dunia.

6.      Pemekatan Hayati

Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke dalam tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut tersebut dimakan oleh udang kecil Udang kecil dimakan oleh ikan . Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian dimakan, bahan pencemar akan masuk ke dalam tubuh manusia. Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa inggris dikenal sebagai biomagnification)

D.    Penanggulangan Pencemaran Biologis

1) Memanfaatkan bahan pencemar
Misalnya : Enceng gondok di gunakan untuk kerajinan, sumber biogas dan kompos.
  • Limbah yang dapat langsung dimanfaatkan ulang

Sebagian limbah dapat dimanfaatkan kembali secara langsung tanpa melalui proses daur ulang. Limbah yang dapat dimanfaatkan secara langsung adalah sebagai berikut.
-  Ampas tahu. Ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak. Ampas tahu mengandung gizi tinggi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak
- Eceng gondok. Eceng gondok dapat menjadi limbah perairan jika populasinya terlalu banyak. Eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan, seperti tas.
  • Pembuatan Pupuk Kompos dengan Bantuan Cacing

Cara pembuatan pupuk kompos dengan bantuan cacing adalah sebagai berikut.
  1. Sampah dedaunan dan ranting diletakkan di kotak-kotak plastic dan diletakkan di rak susun.
  2. Pada bagian bawah kotak-kotak itu diberi beberapa lubang untuk jalan keluar anir rembesan.
  3. Pada rak paling bawah ditempatkan tumpukan sampah paling lama, kemudian di atasnya diletakkan sampah yang lebih baru, dan di atasnya lagi sampah terbaru.
  4. Pada kotak paling bawah itulah diberi sedikit tanah dan cacing tanah.
  5. Penyiraman air dilakukan pada kotak di rak paling atas dengan jumlah yang cukup, tidak berlebihan.
  6. selanjutnya, kotak ketiga diangkap dan dipindahkan, karena pupuk kompos telah terbentuk dan siap dipakai.
  7. Proses pembuatan kompos dengan bantuan cacing itu berlangsung sekitar satu hinga dua bulan.
  8. Rak harus selalu dalam keadaan tertutup. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan tutup plastic warna hitam atau warna gelap. Penutupan dilakukan untuk menghindari sinar matahari dan siraman air hujan agar proses dekomposisi berlangsung sempurna dan cepat.
  • Predator alami,

Misalnya :
  1. Memasukkan ikan grascape ke perairan yang banyak enceng gondoknya yang berguna untuk memakan akar-akar enceng gondok tersebut.
  2. Memasukkan ikan salmon untuk mengurangi populasi ikan alosa
  3. Dengan cara manual, maksudnya mengambil enceng gondok langsung dari perairan.
  4. Dengan menggunakan bahan kimia

-   Misalnya : Herbisida, racun TFM (Tri Floromethyl Metro) Untuk membasmi ikan Sea Lamprey.
  • Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai

Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan. Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman. Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.

E.     Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Pencemaran

Upaya kebijakan pemerintah, yaitu :
  1. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti seperti dikloro-difenil-trikloroetana (DDT)
  2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industry dan pabrik
  3. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya dengan listrik tenaga air, surya, atau angin
  4. Membatasi beroperasinya kendaraan bermotor dan mesin pembakar yang sudah tua dengan penertiban uji emisi
  5. Larangan penggunaan gas CFC
  6. Pengaturan lokasi industry yang jauh dari wilayah pemukiman

Dalam Peraturan  Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman, diamanatkan bahwa penggunaan Pestisida dalam rangka pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah merupakan alternatif terakhir, dan dampak negatif yang timbul harus ditekan seminimal mungkin serta dilakukan secara tepat guna.
Untuk itu Pemerintah telah menetapkan kebijakan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dalam program perlindungan tanaman. Kebijakan PHT ini merupakan suatu koreksi terhadap usaha pengendalian hama secara konvensional yang menggunakan Pestisida secara tidak tepat dan berlebihan, sehingga dapat meningkatkan biaya produksi dan merugikan masyarakat serta lingkungan hidup.



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

  • Pencemaran biologis dapat terjadi karena adanya introduksi (masuknya) spesies yang mengganggu atau merusak keseimbangan lingkungan
  • Penanggulangan pencemaran biologis yaitu dengan cara pemanfaatan polutan, predator alami, dengan cara manual, dan menggunakan bahan kimia.

B.     Saran
  • Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungan dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan bahkan dapat berakibat terhadap jiwa manusia.
  • Perlu adanya penelitian secara ilmiah terhadap lingkungan sehingga problem-problem lingkungan dapat ditanggulangi dengan cepat.
  • Ada kerjasama yang baik dari semua pihak dalam rangka mempertahankan kelestarian dan mencegah terjadinya kerusakan atau kemusnahan.