Senin, 25 Mei 2015

Makalah Pencemaran Biologis



KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pencemaran Biologis

Adapun makalah tentang Pencemaran Biologis ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang Pencemaran Biologis dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang kaya akan alam. Sebuah sungai yang mengalir dan bersih merupakan suatu ekosistem. Didalamnya hidup berbagai organisme, misalnya tanaman air, ikan, udang, ganggang dan organisme lainnya. Semua organisme tersebut saling berinteraksi dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Begitu juga manusia turut memanfaatkan komponen-komponen beriotik maupun abiotik disungai tersebut. Dan air menjadi kebutuhan pokok yang dimanfaatkan oleh manusia.

Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, daerah tesebut menjadi suatu pemukiman padat penduduk. Banyak manusia yang tidak peduli akan lingkungannya. Mereka membuang sampah atau limbah rumah tangga ke sungai. Pabrik-pabrik membuang limbah ke sungai. Sungai yang awalnya bersih menjadi kotor dan penuh bahan-bahan yang beracun. Hal ini mengakibatkan pencemaran lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia terutama pada kesehatan.

Masyarakat seharusnya lebih memperhatikan keadaan lingkungan disekitarnya. Karena sebagai makhluk sosial harus bisa bertindak sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Agar kelestarian alam tetap terjaga dan lingkungan tidak tercemar serta nyaman untuk ditempat tinggali oleh masyarakat penduduk, maka perlu sekali dilakukan sebuah tindakan atau upaya-upaya mengatasi pencemaran lingkungan.

Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat populer, banyak dibahas oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan bumi kita ini. Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi pencemaran lingkungan.
Kondisi lingkungan hidup kita makin mencemaskan. Banyak tempat dan tanah yang tak lagi produktif, bahkan sebagian tak dapat ditanami lagi. Air kian tercemar dan tidak layak diminum. Udara pun terpolusi, sehingga menyesakkan napas. Tendensi kondisi ekologi yang kurang stabil semacam itu semakin runyam, tatkala banyak hutan gundul akibat kelemahan kontrol dalam proses penebangan dan reboisasi yang berjalan lamban.

Perkembangan industri berdampak besar bagi kelestarian lingkungan. Pencemaran masih menjadi persoalan pelik dalam pembangunan di bidang pelestarian lingkungan. Bahkan cenderung kian mengkhawatirkan. Perhatian pemerintah dalam menangani persoalan lingkungan nampaknya juga masih banyak menghadapi kendala. Apalagi ditengarai kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan juga makin rendah.

B.     Rumusan Masalah
  1. Definisi pencemaran biologis
  2. Faktor penyebab pencemaran biologis
  3. Dampak pencemaran biologis terhadap kesehatan lingkungan
  4. Penanggulangan pencemaran biologis
  5. Kebijakan pemerintah dalam mengatasi pencemaran

C.    Tujuan
Menjelaskan faktor penyebab, dampak, penanggulangan, dan kebijakan pemerintah mengenai pencemaran biologis.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Pencemaran Biologis

Pencemaran biologi adalah pencemaran yang disebabkan oleh bahan yang berupa mikroorganisme. Pencemaran ini dapat terjadi karena adanya introduksi (masuknya) spesies yang mengganggu atau merusak keseimbangan lingkungan.

Introduksi merupakan masuk atau di masukkannya suatu spesies ke dalam lingkungan yang baru dengan cara di sengaja maupun tidak di sengaja.

Gambar: 1 (asap kendaraan)


Bahan-bahan kimia yang kehadirannya dalam lingkungan hidup dapat menyebabkan terganggunya kesejahteraan hidup manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan disebut bahan pencemar, Sebagai sumber utama terjadinya pencemar adalah:

Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
Perbuatan/aktivitas manusia
Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian. seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.
B.     Faktor Penyebab Pencemaran Biologis

Penyebab terjadinya pencemaran biologis, adalah berbagai macam mikro organisme penyebab penyakit, contoh bahan pencemaran biologis antara lain:
1) Escherichia coli
2) Entamoeba coli
3) Salmonella typhi
4) Tumbuhan Pengganggu (Gulma)
5) Tumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
6) Tumbuhan Paku Sampan (Salvinia natans)

- Introduksi Hewan
Ada beberapa jenis hewan (ikan) laut yang masuk ke perairan air tawar (sungai dan danau) antara lain sebagai berikut :

a.       Sea lamprey (petromyzon marinus)

Introduksi Petromyzon marinus ke danau-danau besar di Amerika merupakan contoh klasik.Petromyzon marinus adalah parasit ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai belut dengan mulut pengisap.parasit tersebut dapat menyebabkan luka pada tubuh ikan dan kemudian menghisap darahnya. Bekas luka tersebut dapat terinfeksi oleh bakteri atau jamur yang dapat menyebabkan kematian.

Meskipun ikan dapat bertahan atau sembuh dari lukanya,bentuknya akan menjadi buruk karena bekas luka atau tidak laku di jual.

Petromyzon marinus hidup di laut atlantik mulai labrador sampai ke florida. Petromyzon marinus bertelur di air tawar yang kemudian dapat beradaptasi di air tawar. Petromyzon marinus masuk ke danau Ontario melalui Sungai ST Lawrence. Jeram Niagara telah memblokir mereka untuk masuk ke Danau Erie dan danau besar lainnya. Setelah di bukanya  terowongan Welland Ship pada tahun 1883 petromyzon marinus dapat dapat mencapai danau Erie, karena habitatnya sangat cocok maka dapat berkembang  biak dengan cepat. Antara tahun 1940 dan 1960 petromyzon marinus telah menimbulkan pencemaran dan menyebabkan menurunnya produksi ikan komersial sampai 97 persen, tahu 1940 turun 5 juta kg, tahun 1961 turun 185.000 kg. Pada awal tahun 1950-an “Fish and Wildlife Service” AS dan pemerintah Kanada menyatakan “perang” terhadap petromyzon marinus.Mula-mula di lakukan penangkapan terhadap ikan-ikan dewasa masa bertelur dengan pagar elektris, tetapi hasilnya sangat terbatas. Kemudian, diadakan uji coba terhadap lebih dari 6.000 jenis racun, dan para ahli dapat menyeleksi racun trifluoromethyl nitrophenol (TFM), 3,4,6 trichloro-2-nitrophenol atau dowlap yang dapay membasmi larva petromyzon marinus, tetapi tidak membahayakan ikan dan larva lainnya.

b.      Alosa pseudoharengus

Alosa pseudoharengus adalah ikan pemakan plankton seperti halnya petromyzon marinus.Alosa pseudoharengus berasal dari lautan atlantik, migrasi ke danau-danau besar melalui terusan welland ship. Oleh karena tidak ada predator alami dan habitatnya sangat cocok, ikan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat (antara tahun 1931 dan 1965). Pada tahun 1965 mencapai 90 persen dari ikan-ikan di danau-danau besar dan mendesak pemakan plankton lainnya.

Untuk mengendalikan Alosa Pseudoharengus di introduksi ikan Coho salmon (Oncorhynchus kisutch). Coco salmon yang berukuran lebih besar sangat adaptif  merupakan “sport fish” dan pemakan Alosa. Dalam waktu enam bulan ikan ini dapat mencapai berat 6 kg dan setelah 3 tahun dapat mencapai berat 9-14 kg.

c.  Introduksi Tumbuhan

Salah satu contoh introduksi spesies tumbuhan adalah masuknya enceng gondok (Eichornia crassipes) ke dalam suatu perairan yang di indonesia juga menimbulkan masalah, misalnya di rawa pening Ambarawa. Enceng gondok, yang banyak terdapat di florida, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Enceng gondok di bawa ke Amerika Serikat pada tahun 1880-an untuk pameran di New Oeleans.Kemudian, enceng gondok menimbulkan masalah karena dapat mengganggu manusia dalam mengusahakan tanaman budidaya (sebagai gulma), sedangkan sebagai polutan karena enceng gondok dapat menurunkan kualitas badan air.

Enceng gondok dapat menyumbat saluran irigrasi, anak sungai, menutup permukaan  air dan mematikan spesies yang hidup di bawahnya, menyulitkan transportasi, menimbulkan pendangkalan danau atau waduk, mempercepat penguapan air, mengganggu tanaman budi daya, dan menurunkan produktivitas perikanan.
Mengatasi masalah enceng gondok bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Pada tahun 1898 Crop AD Amerika Serikat menggunakan mesin pemotong untuk memberantas enceng gondok dari daerah pelayaran, tetapi tidak berhasil. Kemudian, di gunakan bahan kimia sodium arsenit. Bahan ini dapat di gunakan dengan berhasil baik, tetapi kemudian terbengkalai pada tahun 1930 karena menyebabkan pencemaran pada makanan crew kapal penyemprot.

      Akhirnya, di ketahui bahwa enceng gondok dapat di kendalikan dengan menggunakan agen biotik ikan jenis grass carp (Ctenopharyngodon idellus) yang berasal dari rusia. Di Indonesia ikan ini di kenal dengan nama ikan Koan. Ctenopharyngodon idellus memakan tumbuhan enceng gondok, terutama akarnya.

C.    Dampak Pencemaran Biologis Terhadap Kesehatan Lingkungan

1.      Punahnya Species

Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan, kemudian mati. Berbagai species hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati.

2.      Peledakan Hama

Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka . serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan insektisida juga dapat mengakibatkan beberapa species serangga menjadi kebal (resisten). Untuk memberantasnya, diperlukan dosis yang lebih tinggi dari biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.

3.      Gangguan Keseimbangan Lingkungan

Punahnya species tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biokimia terganggu.

4.      Kesuburan Tanah Berkurang

Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah. Hal ini menyebabkan kesuburan tanah menurun. Penggunaan pupuk terus-menerus dapat mengakibatkan tanah menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Untuk mengatasinya, Hendaknya dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang atau dengan kompos, sistem penanaman berselang-seling (tumpang sari), serta rotasi tanaman. Rotasi tanaman artinya menanam tanaman yang berbeda secara bergantian di lahan yang sama.

5.      Keracunan dan Penyakit

Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami keracunan. Akibat keracunan, orang dapat mengalami kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, menyebabkan cacat pada keturunannya bahkan meninggal dunia.

6.      Pemekatan Hayati

Bahan pencemar memasuki lingkungan melewati rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Bahan beracun yang dibuang ke perairan dapat meresap ke dalam tubuh alga. Selanjutnya, alga tersebut tersebut dimakan oleh udang kecil Udang kecil dimakan oleh ikan . Jika ikan ini ditangkap manusia kemudian dimakan, bahan pencemar akan masuk ke dalam tubuh manusia. Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makhluk hidup dikenal sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa inggris dikenal sebagai biomagnification)

D.    Penanggulangan Pencemaran Biologis

1) Memanfaatkan bahan pencemar
Misalnya : Enceng gondok di gunakan untuk kerajinan, sumber biogas dan kompos.
  • Limbah yang dapat langsung dimanfaatkan ulang

Sebagian limbah dapat dimanfaatkan kembali secara langsung tanpa melalui proses daur ulang. Limbah yang dapat dimanfaatkan secara langsung adalah sebagai berikut.
-  Ampas tahu. Ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak. Ampas tahu mengandung gizi tinggi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak
- Eceng gondok. Eceng gondok dapat menjadi limbah perairan jika populasinya terlalu banyak. Eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan, seperti tas.
  • Pembuatan Pupuk Kompos dengan Bantuan Cacing

Cara pembuatan pupuk kompos dengan bantuan cacing adalah sebagai berikut.
  1. Sampah dedaunan dan ranting diletakkan di kotak-kotak plastic dan diletakkan di rak susun.
  2. Pada bagian bawah kotak-kotak itu diberi beberapa lubang untuk jalan keluar anir rembesan.
  3. Pada rak paling bawah ditempatkan tumpukan sampah paling lama, kemudian di atasnya diletakkan sampah yang lebih baru, dan di atasnya lagi sampah terbaru.
  4. Pada kotak paling bawah itulah diberi sedikit tanah dan cacing tanah.
  5. Penyiraman air dilakukan pada kotak di rak paling atas dengan jumlah yang cukup, tidak berlebihan.
  6. selanjutnya, kotak ketiga diangkap dan dipindahkan, karena pupuk kompos telah terbentuk dan siap dipakai.
  7. Proses pembuatan kompos dengan bantuan cacing itu berlangsung sekitar satu hinga dua bulan.
  8. Rak harus selalu dalam keadaan tertutup. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan tutup plastic warna hitam atau warna gelap. Penutupan dilakukan untuk menghindari sinar matahari dan siraman air hujan agar proses dekomposisi berlangsung sempurna dan cepat.
  • Predator alami,

Misalnya :
  1. Memasukkan ikan grascape ke perairan yang banyak enceng gondoknya yang berguna untuk memakan akar-akar enceng gondok tersebut.
  2. Memasukkan ikan salmon untuk mengurangi populasi ikan alosa
  3. Dengan cara manual, maksudnya mengambil enceng gondok langsung dari perairan.
  4. Dengan menggunakan bahan kimia

-   Misalnya : Herbisida, racun TFM (Tri Floromethyl Metro) Untuk membasmi ikan Sea Lamprey.
  • Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai

Pemberian pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang masuk ke perairan. Begitu juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman. Pemberantasan hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.

E.     Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Pencemaran

Upaya kebijakan pemerintah, yaitu :
  1. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti seperti dikloro-difenil-trikloroetana (DDT)
  2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industry dan pabrik
  3. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil (minyak, batu bara) dan menggantinya dengan listrik tenaga air, surya, atau angin
  4. Membatasi beroperasinya kendaraan bermotor dan mesin pembakar yang sudah tua dengan penertiban uji emisi
  5. Larangan penggunaan gas CFC
  6. Pengaturan lokasi industry yang jauh dari wilayah pemukiman

Dalam Peraturan  Pemerintah No. 6 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman, diamanatkan bahwa penggunaan Pestisida dalam rangka pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah merupakan alternatif terakhir, dan dampak negatif yang timbul harus ditekan seminimal mungkin serta dilakukan secara tepat guna.
Untuk itu Pemerintah telah menetapkan kebijakan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dalam program perlindungan tanaman. Kebijakan PHT ini merupakan suatu koreksi terhadap usaha pengendalian hama secara konvensional yang menggunakan Pestisida secara tidak tepat dan berlebihan, sehingga dapat meningkatkan biaya produksi dan merugikan masyarakat serta lingkungan hidup.



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan

  • Pencemaran biologis dapat terjadi karena adanya introduksi (masuknya) spesies yang mengganggu atau merusak keseimbangan lingkungan
  • Penanggulangan pencemaran biologis yaitu dengan cara pemanfaatan polutan, predator alami, dengan cara manual, dan menggunakan bahan kimia.

B.     Saran
  • Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat penanganan secara serius oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungan dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan kesehatan bahkan dapat berakibat terhadap jiwa manusia.
  • Perlu adanya penelitian secara ilmiah terhadap lingkungan sehingga problem-problem lingkungan dapat ditanggulangi dengan cepat.
  • Ada kerjasama yang baik dari semua pihak dalam rangka mempertahankan kelestarian dan mencegah terjadinya kerusakan atau kemusnahan.



2 komentar: