Jumat, 23 Januari 2015

Makalah Penyakit Sporotrikosis



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang Penyakit Sporotrikosis .
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ssemua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi kita sekalian.


                                                                                             


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sporotrikosis adalah infeksi kronik yang disebabkan oleh Sporothrix schenckii. Tanda-tanda infeksi termasuk nodul subkutan supuratif yang berkembang secara proksimal sepanjang aliran limfatik (limfokutaneus sporotrikosis). Infeksi paru primer (sporotrikosis pulmonal) atau inokulasi langsung ke dalam tendon atau otot jarang timbul. Sporotrikosis osteoartikular muncul dari inokulasi langsung atau persemaian hematogen. Penyebaran infeksi yang muncul dengan penyebaran lesi kutan dan keterlibatan beberapa organ dalam jarang terjadi, hal ini seringnya pada pasien dengan AIDS.5,10
Siapapun dapat terinfeksi penyakit ini, tapi orang yang bekerja dengan tanaman berduri, lumut sphagnum, atau bal jerami yang terkontaminasi dengan jamur ini, berada pada resiko tinggi. Karenanya, infeksi lebih sering diantara tukang kebun yang bekerja dengan mawar, lumut, jerami dan tanah. Jamur ini ditemukan di tanah dan lumut sphagnum, jerami dan bahan-bahan tumbuhan lain. Sporotrikosis berkembang lambat – gejala pertama muncul dalam 1-12 minggu (rata-rata 3 minggu) setelah pemaparan pertama oleh jamur. Sporotrikosis terutama mempengaruhi kulit dan daerah dekat pembuluh limfatik.






B.       Rumusan Masalah
*             Pengertian penyakit sporotrikosis
*             Gejala penyakit sporotrikosis
*             Penyebab penyakit sporotrikosis
*             Epidemologi
*             Pathogenesis
*             Gambaran klinis















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian sporotrikosis
Sporotrikosis adalah infeksi jamur kronis pada kutis atau subkutis dengan cirri khas lesi berupa nodus yang supuratif sepanjang aliran getah bening. Sporotrikosis osteoartikular muncul dari inokulasi langsung atau persemaian hematogen. Penyebaran infeksi yang muncul dengan penyebaran lesi kutan dan keterlibatan beberapa organ dalam jarang terjadi, hal ini seringnya pada pasien dengan AIDS.
Siapapun dapat terinfeksi penyakit ini, tapi orang yang bekerja dengan tanaman berduri, lumut sphagnum, atau bal jerami yang terkontaminasi dengan jamur ini, berada pada resiko tinggi. Karenanya, infeksi lebih sering diantara tukang kebun yang bekerja dengan mawar, lumut, jerami dan tanah. Jamur ini ditemukan di tanah dan lumut sphagnum, jerami dan bahan-bahan tumbuhan lain. Sporotrikosis berkembang lambat – gejala pertama muncul dalam 1-12 minggu (rata-rata 3 minggu) setelah pemaparan pertama oleh jamur. Sporotrikosis terutama mempengaruhi kulit dan daerah dekat pembuluh limfatik.
B.       Gejala Sporotrikosis
Infeksi kulit dan pembuluh getah bening di sekitarnya, biasanya dimulai pada jari-jari tangan dengan nodul (benjolan) kecil-kasar yang secara perlahan membesar dan membentuk sebuah luka.
Setelah beberapa hari atau minggu, infeksi menyebar melalui pembuluh getah bening di tangan dan lengan menuju ke kelenjar getah bening, membentuk nodul-nodul dan luka.
Biasanya penderita tidak mengalami gejala yang lainnya. Infeksi paru-paru dapat menimbulkan pneumonia, dengan nyeri dada ringan dan batuk, biasanya terjadi pada penderita penyakit paru-paru seperti emfisema. Infeksi juga bisa mengenai tulang, sendi, otot atau mata. Dan kadang menyerang limpa, hati, ginjal, alat kelaminl atau otak.
C.      Penyebab Penyakit Sporotrikosis
Jamur Sporothrix schenckii merupakan penyebab dari penyakit ini yaitu penyakit sporotrikosis yang memilki ciri khas berupa nodul dan aliran getah bening dan biasanya penyakit ini menyerang para petani dan tukang kebun karen penyakit ini hidup pada semak-semak bunga mawar, jerami dan hewan dan juga tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk. Spora jamur ini biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit terutama pada saat luka akan menyebabkan cepatnya masuk penyakit.
D.      Epidemologi
Sporothrix schenckii dapat dijumpai di seluruh dunia. Sporotrikosis terutama dijumpai di negara tropis, dimana kelembaban dan temperatur yang tinggi mendukung pertumbuhan jamur.
Infeksi muncul pada negara yang memiliki 2 musim dan beriklim tropis. Bisa dijumpai di utara, selatan, tengah Amerika termasuk bagian selatan USA dan Meksiko. Negara yang lain seperti Afrika, Eropa, Jepang dan Australia. Negara-negara yang memiliki angka infeksi yang tinggi seperti : Meksiko, Brazil dan Afrika Selatan. Bagaimanapun, kadang-kadang daerah yang hiperendemis memiliki kasus yang luas, di USA infeksi paling banyak terjadi di bagian tengah lembah sungai. Infeksi sekarang ini jarang dijumpai di Eropa. Di alam, jamur tumbuh di daun sayur-sayuran busuk, kayu-kayu busuk, gigi tikus, paruh burung. Meskipun biasanya kasus ini menyebabkan infeksi yang sporadis, sporotrikosis mengenai kelompok pekerja yang terpapar langsung dengan organisme, tukang kebun, pekerja hutan dan orang yang suka berekreasi dengan bersentuhan langsung dengan tumbuh-tumbuhan tersebut. Organisme ini biasanya masuk ke kulit melalui trauma luka.
E.       PATOGENESIS
Sporothrix schenckii dijumpai di tanah, kayu dan tumbuh-tumbuhan. Jamur ini terutama tumbuh baik di tanah yang kaya akan bahan organik. Pada lingkungan yang hangat dengan kelembaban tinggi, jamur juga dapat tumbuh pada tumbuhan dan pohon bark. Kebanyakan kasus Sporotrikosis didapat dari lingkungan, sebagai akibat dari kontak antara kulit yang luka dengan spora jamur. Luka penetrasi dari tumbuhan mati dan bahan lain seperti serpihan kayu, lumut sphagnum, duri atau rumput kering sering menjadi infeksi. Gigitan, garukan, cakaran dan sengatan dari beragam binatang, burung dan serangga dapat juga menginokulasikan organisme ke dalam luka melalui spora yang terbawa di permukaan tubuh. Jarang, inhalasi menyebabkan penyakit dalam bentuk pulmonal.
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Spora masuk melalui luka. Mula-mula timbul papula atau nodula subkutan, disusul pembengkakan proksimal dari lesi (sesuai aliran getah bening). Papula atau nodula tersebut kemudian pecah membentuk ulkus granulomatosa disertai peradangan pembuluh limfe yang menyebar mengikuti aliran pembuluh limfe.
F.       GAMBARAN KLINIS
Secara klinis ada 3 tipe sporotrikosis : 
              Tipe limfokutan
Bentuk ini paling sering dijumpai. Bentuk klasik dimulai dengan papula merah muda dan tidak sakit, pustula dan nodus yang kemudian mengalami ulserasi dengan dasar nekrosis di daerah inokulasi, disebut sebagai Sporotrikosis chancre. Infeksi kemudian meluas mengikuti aliran getah bening secara asenden dan membentuk satu rantai nodus subkutan yang keras seperti tali dalam waktu beberapa minggu.
Pada tipe ini infeksi terbatas pada kulit, pembuluh getah bening dan jaringan subkutan. Bila terjadi penurunan imunitas akan terjadi infeksi sistemik. Infeksi primer terjadi pada daerah ekstremitas dan letaknya unilateral. Bila inokulasi primer terjadi pada daerah wajah, akan terbentuk nodus satelit akibat penyebaran melalui pembukuh getah bening yang arahnya berbeda-beda. Lesi ini selalu melibatkan ekstremitas, khususnya tangan dan lengan.
  • Fixed cutaneous sporotrichosis
Biasanya terlihat pada area geofrafis dimana sporotrikosis endemis dan orang mempunyai derajat imunitas yang tinggi. Infeksi hanya terbatas pada daerah inokulasi dan tidak melibatkan pembuluh getah bening. Gambaran klinis sangat bervariasi, antara lain dapat berupa krusta tebal yang menutupi ulkus, erosi, pioderma, papula yang mengalami infiltrasi dan plak menyerupai sarkoid, plak verukosa, plak psoriasis dan selulitis muka. Sering dijumpai lesi satelit kecil-kecil. Daerah yang paling sering terkena infeksi adalah muka, leher dan badan.
  • Sporotrikosis diseminata
Bentuk ini jarang dijumpai dan dapat mengenai tulang, sendi, mukosa (mulut, hidung, mata), susunan saraf pusat (meningen), ginjal, hati, usus dan genitalia. Pada beberapa kasus Sporothrix schenckii menyebar dari lesi kutan, sementara peyebaran yang lain muncul tanpa tanda-tanda kutan.













DAFTAR PUSTAKA

1.        Gupte, S. 1990. Mikrobiologi Dasar. Alih bahasa Julius ES. Binarupa Aksara. Edisi III.
2.        Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI, “Mikrobiologi Kedokteran”, P.T. Binarupa Aksara, Jakarta, 1993.




0 komentar:

Posting Komentar