KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini kami membahas tentang Penyakit Polio.
Makalah ini dibuat dengan berbagai
observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ssemua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan mamfaat bagi kita sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio
yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini
dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang peling rentan adalah
kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala,
muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare.
Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan
kelumpuhan yang permanen. Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad
ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit polio
juga menyebar ke negara maju belahan bumi utara yang bermusim panas. Penyakit
polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit polio
meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit
polio menyebar luas di Amerika Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000
orang yang terkena penyakit ini ( Miller,N.Z, 2004 ).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah definisi dari penyakit polio?
2. Apa gejala dari polio?
3. Apa saja jenis-jenis polio?
4. Bagaimana cara penularan polio?
5. Bagaimana pencegahan polio?
6. Bagaimana pengobatan polio ?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun
dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Pengertian
polio
2. Gejala
polio
3. Jenis-jenis
polio
4. Cara
penularan polio
5. Pencegahan
polio
6. Pengobatan
polio
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Polio
Polio adalah penyakit
menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui
kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang
memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus adalah virus
RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan
menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio
menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak
berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama
berkisar dari 3 hingga 35 hari.
Nama lain dari polio adalah Poliomieltis. Virus polio yang
termasuk genus enterovirus famili Picornavirus.Virus ini tahan terhadap
pengaruh fisik dan bahan kimia. Selain itu, dapat hidup dalam tinja penderita
selama 90-100 hari. Virus ini juga dapat bertahan lama pada air limbah dan air
permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber penularan.
Polio
menyebar terutama melalui kontaminasi tinja, terutama di daerah dengan sanitasi
lingkungan buruk. Penularan juga terjadi melalui fekal-oral. Artinya
makanan/minuman yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita
masuk ke mulut orang sehat lainnya. Sedangkan oral-oral adalah penyebaran dari
air liur penderita yang masuk ke dalam mulut manusia sehat lainnya. Ciri khas
dari penderita polio adalah kerusakan saraf. Kerusakan itu bermula dari virus
yang mengalami inkubasi selama 5-35 hari di dalam tubuh. Selanjutnya virus akan
berkembang pertama kali dalam dinding faring (leher dalam) atau saluran cerna
bagian bawah. Dari saluran cerna virus menyebar ke jaringan getah bening lokal
atau regional. Akhirnya virus menyebar masuk ke dalam aliran darah sebelum
menembus dan berkembang biak di jaringan saraf. Poliomielitis mempunyai
tendensi lebih merusak sel saraf motorik pada medulla spinalis dan batang otak.
Seringkali polio menyebabkan kerusakan saraf tubuh yang membuat pertumbuhan
penderita menjadi asimetris. Sehingga cenderung menimbulkan gangguan bentuk
tubuh yang umumnya menetap bahkan bertambah berat. Contoh pada gambar dibawah:
B.
Gejala Polio
Tanda-tanda dan gejala-gejala dari polio berbeda tergantung
pada luas infeksi. Tanda-tanda dan gejala-gejala dapat dibagi kedalam polio
yang melumpuhkan (paralytic) dan polio yang tidak melumpuhkan (non-paralytic).
Pada polio non-paralytic yang bertanggung jawab untuk
kebanyakan individu-individu yang terinfeksi dengan polio, pasien-pasien tetap
asymptomatic atau mengembangkan hanya gejala-gejala seperti flu yang ringan,
termasuk kelelahan, malaise, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan
muntah. Gejala-gejala, jika hadir, mungkin hanya bertahan 48-72 jam, meskipun
biasanya mereka bertahan untuk satu sampai dua minggu.
Paralytic polio terjadi pada kira-kira 2% dari orang-orang
yang terinfeksi dengan virus polio dan adalah penyakit yang jauh lebih serius.
Gejala-gejala terjadi sebagai akibat dari sistim syaraf dan infeksi dan
peradangan sumsum tulang belakang (spinal cord). Gejala-gejala dapat termasuk:
sensasi yang abnormal,
kesulitan bernapas,
kesulitan menelan,
retensi urin,
sembelit,
mengeluarkan air liur
(ileran),
sakit kepala,
turun naik suasana hati,
nyeri dan kejang-kejang
otot, dan
kelumpuhan.
Kira-kira 5%-10% dari pasien-pasien yang mengembangkan polio
yang melumpuhkan seringkali meninggal dari kegagalan pernapasan, karena mereka
tidak mampu untuk bernapas sendiri. Itulah sebabya mengapa sangat mendesak
bahwa pasien-pasien menerima evaluasi dan perawatan medis yang tepat. Sebelum
era vaksinasi dan penggunaan dari ventilator-ventilator modern, pasien-pasien
akan ditempatkan dalam "iron lung" (ventilator bertekanan negatif,
yang digunakan untuk mendukung pernapasan pada pasien-pasien yang menderita
polio yang melumpuhkan).
Gejala Klinik
Tanda
klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas. Sebagian besar (90%) infeksi
virus polio menyebabkan inapparent infection, sedangkan 5% menampilkan gejala
abortive infection, 1% nonparalytic, dan sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik. Bagi
penderita dengan tanda klinik paralitik, 30% akan sembuh, 30% menunjukkan
kelumpuhan ringan, 30% menunjukkan kelumpuhan berat, dan 10% menunjukkan gejala
berat serta bisa menimbulkan kematian. Masa inkubasi biasanya 3-35 hari.
Penderita sebelum ditemukannya vaksin terutama berusia di
bawah 5 tahun. Setelah adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, usia
penderita bergeser pada kelompok anak usia di atas 5 tahun. Stadium
akut sejak ada gejala klinis hingga dua minggu ditandai dengan suhu tubuh
meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit kepala dan
muntah. Kelumpuhan terjadi dalam seminggu permulaan sakit. Kelumpuhan itu
terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron di medula spinalis (tulang
belakang) oleh invasi virus.
Kelumpuhan tersebut bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat. Sebagian besar kelumpuhan terjadi pada tungkai (78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. Kelumpuhan itu berjalan bertahap dan memakan waktu dua hari hingga dua bulan.
Kelumpuhan tersebut bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas (gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat. Sebagian besar kelumpuhan terjadi pada tungkai (78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. Kelumpuhan itu berjalan bertahap dan memakan waktu dua hari hingga dua bulan.
Stadium subakut (dua minggu hingga dua bulan) ditandai
dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak terlau
tinggi. Kadang, itu disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Kelumpuhan
anggota gerak yang layuh dan biasanya salah satu sisi.
Stadium
konvalescent (dua bulan hingga dua tahun) ditandai dengan pulihnya kekuatan
otot lemah. Sekitar 50%-70% fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan setelah
fase akut. Kemudian setelah usia dua tahun, diperkirakan tidak terjadi lagi
perbaikan kekuatan otot. Stadium kronik atau dua tahun lebih sejak gejala awal
penyakit biasanya menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan
kelumpuhan otot permanen.
C.
Jenis-Jenis Polio
Jenis –
jenis Polio antara lain :
a. Polio
Non-Paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut,
lesu dan sensitif. Terjadi kram otot
pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
b. Polio Paralisis Spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang,
menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh
dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen,
kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan.
Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus
menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan
diangkut seluruh tubuh. Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan neuron
motor yang mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti
flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum
divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf
tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf
pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus
dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor. Neuron motor
tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak
akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki
menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid paralysis
(AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada
batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut
quadriplegia.
c. Polio Bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami
sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang
mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot
yang mengontrol pergerakan bola mata saraf trigeminal dan saraf muka yang
berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka, saraf auditori
yang mengatur pendengaran, saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan
dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang
mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur
pergerakan leher.
D.
Cara Penularan Polio
Mekanisme Penyebara Virus
ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja
penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia
melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui
oral-oral (dari mulut ke mulut). Fekal-oral berarti minuman atau makanan yang
tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia
sehat lainnya. Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur
penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya.
Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan chlor. Suhu tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan beku dapat bertahan bertahun-tahun.
Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan chlor. Suhu tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan beku dapat bertahan bertahun-tahun.
Ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada
kelembapan suhu dan mikroba lainnya. Virus itu dapat bertahan lama pada
air limbah dan air permukaan, bahkan
hingga berkilo-kilometer dari sumber penularan.
Meski penularan terutama
akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius,
virus itu hidup di lingkungan terbatas. Salah satu inang atau mahluk hidup
perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia.
E.
Pencegahan Polio
Penyakit Polio adalah
penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Biasanya gejala yang
dirasakan adalah demam, rasa lelah, sakit kepala, muntah, rasa kaku pada leher,
rasa sakit pada kaki dan tangan. Penularan virus polio masuk ke tubuh melalui :
Mulut
di dalam air,
makanan yang telah
terkontaminasi tinja dari orang yang sudah terjankit polio.
Virus ini mengakibatkan
kelumpuhan pada kaki. Di antara yang lumpuh ini 5-10% meninggal dunia ketika
otot-otot pernafasannya dilumpuhkan virus tersebut. Polio tidak dapat
disembuhkan, namun bisa dicegah. caranya dengan imunisasi, yaitu dengan
pemberian vaksin yang aman dan efektif dengan vaksin polio oral (OPV) yang
diberikan berulang kali, vaksin ini akan melindungi anak seumur hidup.
Dalam World Health Assembly tahun 1998 yang diikuti oleh
sebagian besar negara di penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan
Eradikasi Polio (Erapo) tahun 2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000.
Program Eropa pertama yang dilakukan adalah
Melakukan cakupan
imunisasi yang tinggi dan menyeluruh
Pekan Imunisasi Nasional
yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan 1997. Pemberian imunisasi
polio yang sesuai dengan rekomendasi WHO adalah diberikan sejak lahir sebanyak
4 kali dengan interval 6-8 minggu. Kemudian diulang usia 1½ tahun, 5 tahun, dan
usia 15 tahun.
Survailance Acute Flaccid
Paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layuh pada usia di
bawah 15 tahun harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena polio atau
bukan.
Melakukan Mopping Up,
artinya pemberian vaksinasi massal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap
anak di bawah 5 tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya.
F.
Pengobatan Polio
Pengobatan pada penyakit polio sampai sekarang belum
ditemukan cara atau metode yang paling tepat. Sedangkan penggunaan vaksin yang
ada hanya untuk mencegah dan mengurangi rasa sakit pada penderita.
Viral Isolation
Poliovirus dapat dideteksi dari faring pada seseorang yang
diduga terkena penyakit polio. Pengisolasian virus diambil dari cairan
cerebrospinal adalah diagnostik yang jarang mendapatkan hasil yang akurat.Jika
poliovirus terisolasi dari seseorang dengan kelumpuhan yang akut, orang
tersebut harus diuji lebih lanjut menggunakan uji oligonucleotide atau pemetaan
genomic untuk menentukan apakah virus polio tersebut bersifat ganas atau lemah.
Uji Serology
Uji serology dilakukan dengan mengambil sampel darah dari
penderita. Jika pada darah ditemukan zat antibody polio maka diagnosis bahwa
orang tersebut terkena polio adalah benar. Akan tetapi zat antibody tersebut
tampak netral dan dapat menjadi aktif pada saat pasien tersebut sakit.
Cerebrospinal Fluid (
CSF)
CSF di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat peningkatan jumlah
sel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah sel limfositnya. Dan
kehilangan protein sebanyak 40-50 mg/100 ml ( Paul, 2004 ).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1)
Polio adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya
kelumpuhan yang permanen, Jenis polio ada 3 yaitu Polio Non-Paralisis, Polio
Paralisis Spinal, Polio Bulbar.
2)
Gejala polio meliputi
demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada
kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan
jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
3)
Pencegahan polio antara
lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh, Untuk
mengurangi terjangkitnya virus polio pada manusia maka dilakukan beberapa hal
seperti, Vaksin polio dibagi menjadi dua yaitu inactivated polio virus (IPV)
yang diberikan secara suntikan dan attenuated polio virus (OPV) yang diberikan
tetesan dibawah lidah.
4)
Jenis-jenis polio
mencakup Polio Non-Paralisis, Polio Paralisis Spinal, Polio bulbar
5)
Pengobatan polio mencakup
Viral Isolation, Uji Serology, Cerebrospinal Fluid
6)
Mekanisme Penyebara Virus
ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan tenggorokan) atau tinja
penderita infeksi.
B.
Saran
Demikian makalah yang
telah kami susun, kami menyadari masih terdapat beberapa kekurangan dalam
penulisan makalah ini, kami sebagai penyusun mengharap kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
manambah pengetahuan serta lebih bisa memahami pokok bahasan, bagi para
pembacanya dan khususnya bagi kami sebagai penyusun.
DAFTAR PUSTAKA
http://infoimunisasi.com/headline/pencegahan-penyakit-polio/[online]. [03 September 2013]
http://jenispenyakit.blogspot.com/2008/12/penyakit-polio.html [online]. [03 September 2013]
Terimakasih untuk informasinya,
BalasHapusSemoga informasi ini bermanfaat
Obat-Alami-Diabetes-QnC-Jelly-Gamat-Ampuh
Pengobatan-Herbal-Miom-Secara-alami-Tanpa-operasi
Batas-Normal-Kadar-Gula-dalam-darah-bagi-penyakit-diabetes
Kami tunggu informasi selanjutnya!!!