KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas tentang Penyakit Sporotrikosis .
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada ssemua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi kita
sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sporotrikosis adalah
infeksi kronik yang disebabkan oleh Sporothrix schenckii.
Tanda-tanda infeksi termasuk nodul subkutan supuratif yang berkembang secara
proksimal sepanjang aliran limfatik (limfokutaneus sporotrikosis). Infeksi paru
primer (sporotrikosis pulmonal) atau inokulasi langsung ke dalam tendon atau
otot jarang timbul. Sporotrikosis osteoartikular muncul dari inokulasi langsung
atau persemaian hematogen. Penyebaran infeksi yang muncul dengan penyebaran
lesi kutan dan keterlibatan beberapa organ dalam jarang terjadi, hal ini
seringnya pada pasien dengan AIDS.5,10
Siapapun dapat terinfeksi penyakit ini, tapi
orang yang bekerja dengan tanaman berduri, lumut sphagnum, atau bal
jerami yang terkontaminasi dengan jamur ini, berada pada resiko tinggi.
Karenanya, infeksi lebih sering diantara tukang kebun yang bekerja dengan
mawar, lumut, jerami dan tanah. Jamur ini ditemukan di tanah dan lumut sphagnum,
jerami dan bahan-bahan tumbuhan lain. Sporotrikosis berkembang lambat – gejala
pertama muncul dalam 1-12 minggu (rata-rata 3 minggu) setelah pemaparan pertama
oleh jamur. Sporotrikosis terutama mempengaruhi kulit dan daerah dekat pembuluh
limfatik.
B. Rumusan
Masalah
Pengertian
penyakit sporotrikosis
Gejala
penyakit sporotrikosis
Penyebab
penyakit sporotrikosis
Epidemologi
Pathogenesis
Gambaran
klinis
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
sporotrikosis
Sporotrikosis adalah infeksi jamur kronis pada
kutis atau subkutis dengan cirri khas lesi berupa nodus yang supuratif
sepanjang aliran getah bening. Sporotrikosis osteoartikular muncul dari inokulasi langsung atau
persemaian hematogen. Penyebaran infeksi yang muncul dengan penyebaran lesi
kutan dan keterlibatan beberapa organ dalam jarang terjadi, hal ini seringnya
pada pasien dengan AIDS.
Siapapun dapat terinfeksi penyakit ini, tapi
orang yang bekerja dengan tanaman berduri, lumut sphagnum, atau bal
jerami yang terkontaminasi dengan jamur ini, berada pada resiko tinggi.
Karenanya, infeksi lebih sering diantara tukang kebun yang bekerja dengan
mawar, lumut, jerami dan tanah. Jamur ini ditemukan di tanah dan lumut sphagnum,
jerami dan bahan-bahan tumbuhan lain. Sporotrikosis berkembang lambat – gejala
pertama muncul dalam 1-12 minggu (rata-rata 3 minggu) setelah pemaparan pertama
oleh jamur. Sporotrikosis terutama mempengaruhi kulit dan daerah dekat pembuluh
limfatik.
B.
Gejala Sporotrikosis
Infeksi kulit dan pembuluh
getah bening di sekitarnya, biasanya dimulai pada jari-jari tangan dengan nodul
(benjolan) kecil-kasar yang secara perlahan membesar dan membentuk
sebuah luka.
Setelah beberapa hari
atau minggu, infeksi menyebar melalui pembuluh getah
bening di tangan dan lengan menuju ke kelenjar getah bening, membentuk
nodul-nodul dan luka.
Biasanya penderita tidak mengalami gejala yang lainnya.
Infeksi paru-paru dapat menimbulkan pneumonia, dengan nyeri dada ringan dan batuk,
biasanya terjadi pada penderita penyakit
paru-paru seperti emfisema. Infeksi juga bisa mengenai
tulang, sendi, otot atau mata. Dan kadang menyerang limpa, hati, ginjal, alat
kelaminl atau otak.
C.
Penyebab Penyakit
Sporotrikosis
Jamur Sporothrix schenckii merupakan penyebab
dari penyakit ini yaitu penyakit sporotrikosis yang memilki ciri khas berupa
nodul dan aliran getah bening dan biasanya penyakit ini menyerang para petani
dan tukang kebun karen penyakit ini hidup pada semak-semak bunga mawar, jerami
dan hewan dan juga tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk. Spora jamur ini
biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit terutama pada saat luka
akan menyebabkan cepatnya masuk penyakit.
D.
Epidemologi
Sporothrix
schenckii dapat dijumpai di seluruh dunia. Sporotrikosis
terutama dijumpai di negara tropis, dimana kelembaban dan temperatur yang
tinggi mendukung pertumbuhan jamur.
Infeksi muncul pada
negara yang memiliki 2 musim dan beriklim tropis. Bisa dijumpai di utara,
selatan, tengah Amerika termasuk bagian selatan USA dan Meksiko. Negara yang
lain seperti Afrika, Eropa, Jepang dan Australia. Negara-negara yang memiliki
angka infeksi yang tinggi seperti : Meksiko, Brazil dan Afrika Selatan.
Bagaimanapun, kadang-kadang daerah yang hiperendemis memiliki kasus yang luas,
di USA infeksi paling banyak terjadi di bagian tengah lembah sungai. Infeksi
sekarang ini jarang dijumpai di Eropa. Di alam, jamur tumbuh di daun
sayur-sayuran busuk, kayu-kayu busuk, gigi tikus, paruh burung. Meskipun
biasanya kasus ini menyebabkan infeksi yang sporadis, sporotrikosis mengenai
kelompok pekerja yang terpapar langsung dengan organisme, tukang kebun, pekerja
hutan dan orang yang suka berekreasi dengan bersentuhan langsung dengan
tumbuh-tumbuhan tersebut. Organisme ini biasanya masuk ke kulit melalui trauma
luka.
E. PATOGENESIS
Sporothrix schenckii dijumpai
di tanah, kayu dan tumbuh-tumbuhan. Jamur ini terutama tumbuh baik di tanah
yang kaya akan bahan organik. Pada lingkungan yang hangat dengan kelembaban
tinggi, jamur juga dapat tumbuh pada tumbuhan dan pohon bark.
Kebanyakan kasus Sporotrikosis didapat dari lingkungan, sebagai akibat dari
kontak antara kulit yang luka dengan spora jamur. Luka penetrasi dari tumbuhan
mati dan bahan lain seperti serpihan kayu, lumut sphagnum,
duri atau rumput kering sering menjadi infeksi. Gigitan, garukan, cakaran dan
sengatan dari beragam binatang, burung dan serangga dapat juga menginokulasikan
organisme ke dalam luka melalui spora yang terbawa di permukaan tubuh. Jarang,
inhalasi menyebabkan penyakit dalam bentuk pulmonal.
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan
keluhan tambahan. Spora masuk melalui luka. Mula-mula timbul papula atau nodula
subkutan, disusul pembengkakan proksimal dari lesi (sesuai aliran getah
bening). Papula atau nodula tersebut kemudian pecah membentuk ulkus
granulomatosa disertai peradangan pembuluh limfe yang menyebar mengikuti aliran
pembuluh limfe.
F.
GAMBARAN KLINIS
Secara
klinis ada 3 tipe sporotrikosis :
Tipe
limfokutan
Bentuk ini paling sering dijumpai. Bentuk
klasik dimulai dengan papula merah muda dan tidak sakit, pustula dan nodus yang
kemudian mengalami ulserasi dengan dasar nekrosis di daerah inokulasi, disebut
sebagai Sporotrikosis chancre. Infeksi kemudian meluas mengikuti aliran getah
bening secara asenden dan membentuk satu rantai nodus subkutan yang keras
seperti tali dalam waktu beberapa minggu.
Pada tipe ini infeksi terbatas pada kulit,
pembuluh getah bening dan jaringan subkutan. Bila terjadi penurunan imunitas
akan terjadi infeksi sistemik. Infeksi primer terjadi pada daerah ekstremitas
dan letaknya unilateral. Bila inokulasi primer terjadi pada daerah wajah, akan
terbentuk nodus satelit akibat penyebaran melalui pembukuh getah bening yang
arahnya berbeda-beda. Lesi ini selalu melibatkan ekstremitas, khususnya tangan
dan lengan.
- Fixed cutaneous sporotrichosis
Biasanya terlihat pada area geofrafis dimana
sporotrikosis endemis dan orang mempunyai derajat imunitas yang tinggi. Infeksi
hanya terbatas pada daerah inokulasi dan tidak melibatkan pembuluh getah
bening. Gambaran klinis sangat bervariasi, antara lain dapat berupa krusta
tebal yang menutupi ulkus, erosi, pioderma, papula yang mengalami infiltrasi
dan plak menyerupai sarkoid, plak verukosa, plak psoriasis dan selulitis muka.
Sering dijumpai lesi satelit kecil-kecil. Daerah yang paling sering terkena
infeksi adalah muka, leher dan badan.
- Sporotrikosis diseminata
Bentuk ini jarang dijumpai dan dapat mengenai
tulang, sendi, mukosa (mulut, hidung, mata), susunan saraf pusat (meningen),
ginjal, hati, usus dan genitalia. Pada beberapa kasus Sporothrix schenckii
menyebar dari lesi kutan, sementara peyebaran yang lain muncul tanpa
tanda-tanda kutan.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Gupte, S. 1990.
Mikrobiologi Dasar. Alih bahasa Julius ES. Binarupa Aksara. Edisi III.
2.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran
UI, “Mikrobiologi Kedokteran”, P.T. Binarupa Aksara, Jakarta, 1993.
0 komentar:
Posting Komentar